Rabu, 14 Oktober 2015

konsolidasi hari asuransi nasional

Adakah yang tahu tanggal 18 Oktober merupakan hari asuransi nasional? Untuk menyosialisasikan pentingnya berasuransi ke generasi muda dan sebagai rangkaian peringatan hari asuransi nasional, Kompasiana menggelar blogshop bersama Jagadiri. Topiknya menarik dan terkini, yakni Insurance in Digital Era. Blogshop ini dihelat di tiga kampus, UNJ (12/10), Perbanas (15/10), dan Universitas Atma Jaya (16/10). Yuk intip keseruan Kompasiana Blogshop di Universitas Negeri Jakarta.
Saya bersama empat kompasianer, mba Ani Berta, Pak Isson Khairuln, Syifa Ann, dan Indra Furwita hadir di acara yang bertempat di Gedung Sertifikasi Guru, UNJ. Asyiknya hadir di acara yang dihadiri mahasiswa, saya merasa awet muda dan seperti teman sebaya hehehe.
Rupanya Kompasiana Blogshop bareng Jagadiri disambut antusias oleh mahasiswa. Sekitar 180 mahasiswa menghadiri ruang auditorium yang berada di lantai 8. Selain mendapat materi menarik, mereka juga mendapat satu dus kue dan sertifikat digital. Selain itu ada banyak hadiah bagi mereka yang aktif dan pemenang live tweet competition.

Angga dan Egi Sebagai MC Acara Kompasiana Blogshop
Sebagai master of ceremony, ada sepasang mahasiswa UNJ, Angga dan Egi, yang pandai menghidupkan acara. Saya berkali-kali tertawa melihat aksi Angga sebagai MC yang mencairkan suasana. Sedangkan pasangannya, Egi, lebih kalem dan fokus pada susunan acara.
Setelah acara dibuka oleh Yasser Arafat, Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi UNJ, maka materi utama pun siap disampaikan oleh Priska Sari Kurniawan, Vice President Strategic Marketing Head Jagadiri.

Yasser Arafat, Pembantu Dekan FE UNJ
Era Digital Asuransi Lebih Mudah
Saat ini dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, masyarakat memasuki era digital. Era digital ini mempengaruhi politik, ekonomi, sosial, dan teknologi di antaranya generasi muda lebih mudah dalam mencari materi untuk menambah pengetahuan. merencanakan masa depan, memperbanyak lahirnya wirausahawan dan mereka yang bekerja dengan memanfaatkan internet, konsumen lebih menyukai produk yang bersifat personal, dan meningkatnya kepercayaan terhadap teknologi untuk memenuhi sebagian kebutuhan seperti berbelanja pakaian, memesan makanan, hingga memesan tiket kereta/pesawat.
Tren digital saat menunjukkan pengguna terbanyak adalah kalangan muda berusia 25-44 tahun (60,25%). Akses internet juga banyak dilakukan via ponsel. “Tren digital inilah yang membuat digital apps menjadi booming,” jelas Prisca.
 Pada sepuluh tahun mendatang atau tahun 2025 diperkirakan Indonesia mendapat bonus demografi, dimana 70 persen dari jumlah penduduk berada di usia produktif. Oleh karena itu tak heran jika saat ini bertumbuhan e-commerce dan digital apps yang menyasar kalangan usia produktif.

Priska Sari Kurniawan, Vice President Strategic Marketing Head Jagadiri Mengulas Asuransi di Era Digital
Melihat pangsa pasar digital yang semakin berkembang, maka hadirlah asuransi Jagadiri yang merupakan asuransi digital pertama di Indonesia. Jagadiri merupakan bagian dari Salim Group yang berfokus pada direct dan digital marketing channel. Tiga keunggulan mereka adalah proteksi secara instant, kepastian proses klaim, dan jaminan harga terbaik (best price guarantee). Produk Jagadiri meliputi asuransi jiwa, asuransi kecelakaan, dan asuransi kesehatan.
Melalui website ataupun digital apps, masyarakat dapat menjadi peserta asuransi dan melakukan pendaftaran dan pembayaran premi (online purchase), melakukan klaim (online claim) dan melakukan konsultasi (online chat) yang semuanya berbasis online. “Prosesnya mudah seperti membeli baju secara online, tinggal pilih produk kemudian isi data diri lalu membayar premi,” terang Prisca. Selanjutnya e –polis akan dikirim via email.
Setiap peserta asuransi kesehatan akan mendapat kartu yang bisa digunakan di 450 rumah sakit. Jika digunakan di luar RS tersebut, maka peserta bisa melakukan reimbust dengan kepastian klaim 14 hari kerja. Persyaratan asuransi seperti tagihan rumah sakit dan biaya berobat bisa dipindai lalu dikirim via email.
Reginald J. Hamdani, Presiden Director Jagadiri, menjelaskan alasan preminya terjangkau dengan manfaat yang besar, dikarenakan semua operasional dilakukan secara online. “Tidak ada agen asuransi, juga tidak ada biaya cetak dan biaya mengirim buku polis, sehingga biaya operasional perusahaan berkurang,” jelasnya panjang lebar.

Reginald J. Hamdani, Presiden Director Jagadiri Turut Hadir di Kompasiana Blogshop
Mana yang sebaiknya lebih dahulu menabung, berinvestasi, atau membeli asuransi? Ketiganya memiliki fungsi berbeda. Menabung biasanya untuk tujuan tertentu seperti menikah, bersenang-senang, atau melanjutkan pendidikan. Sedangkan investasi merupakan cara untuk meningkatkan aset namun berisiko. Sementara, asuransi bersifat proteksi dan gotong royong.
Menurut Reggie, sapaan akrab Reginald, investasi bisa untung dan bisa rugi sedangkan masyarakat belum terbiasa untuk memiliki tabungan untuk saat sakit. Padahal sakit tidak bisa diprediksi dan bisa datang tiba-tiba serta memerlukan biaya. Untuk itu, ia menyarankan masyarakat untuk menyisihkan dana untuk berasuransi. “Anda tidak lagi kuatir jika terjadi sesuatu dan dengan berasuransi Anda membantu peserta lainnya karena sifatnya gotong-royong, “ pungkasnya.

Mahasiswa Pun Bisa Berasuransi dengan Rp 5 Ribu
Umumnya masyarakat berasuransi saat telah memulai hidup mandiri dan ketika telah memiliki tanggungan atau telah berkeluarga. Nah, apakah mahasiswa juga memerlukan asuransi?
Asuransi bersifat proteksi dan memitigasi risiko. Mahasiswa juga memiliki risiko seperti kecelakaan saat naik motor . Risiko tersebut tak dapat dihilangkan. Akan tetapi dengan berasuransi, maka akan membantu mahasiswa tersebut saat terjadi risiko seperti kecelakaan atau saat sakit.
Mahasiswa dapat berasuransi di Jagadiri dengan premi yang terjangkau. Dengan Rp 5 ribu maka mahasiswa bisa mengikuti Jaga Aman Instan untuk periode tiga jam. Dengan Jaga Aman Instan, maka mahasiswa dapat terlindungi saat berkendara atau melakukan olah raga ekstrem seperti menyelam atau panjat tebing selama periode tiga jam.
Mahasiswa UNJ Antusias Mengikuti Kompasiana Blogshop Bersama jagadiri

Etika Berinternet Oleh Nurulloh
Materi berikutnya tentang Etika Berinternet. Pematerinya adalah salah satu admin di Kompasiana, yakni Nurulloh, content and community editor.
Mas Nurul membahas pentingnya mengetahui etika dalam bermedia sosial agar tak berujung di bui seperti kasus yang pernah menimpa Florence di Yogyakarta. Etika ini penting diketahui karena jumlah netizen Indonesia yang mencapai 88,1 juta jiwa berdasarkan riset APJII-Puskakom UI yang dirilis Maret 2015, memiliki pengetahuan yang minim tentang UU ITE dan cara berinteraksi yang baik di media sosial.
Pijat Dulu Biar Tak Pegal Sebelum Mendengar Paparan Bang Nurul
Ada pandangan di kalangan pengguna internet, ketika mereka berinteraksi, mereka menganggap orang di belakang layar adalah mesin dan bukan manusia, sehingga mereka merasa bebas mencaci maki. Padahal, perilaku di dunia maya memiliki koridor seperti di dunia nyata.
Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang etika berinternet. Yaitu, berperilaku dan berbagilah hal-hal yang baik, jangan memanipulasi fakta, jangan membocorkan privasi orang lain, jangan menyinggung atau menghina pihak lain, jangan suka nyampah atau spamming, dan hargai hak cipta dengan mencantumkan sumber foto atau tulisan. “Think before you tweet/post, cernalah terlebih dahulu sebelum mem-posting atau mengirim sesuatu di internet,” paparnya.
Sedangkan untuk membuat konten yang menarik, blogger harus paham dan memiliki minat terhadap apa yang akan dituliskan, ujarnya menanggapi pertanyaan seorang mahasiswa. Di akhir acara Nurul tak lupa ia mangajak mahasiswa bergabung sebagai blogger di Kompasiana dan hadir di Kompasianival.
Nurulloh Menekankan Pentingnya Menghargai Hak Cipta

Stand Up Comedy dan Beragam Hadiah
Setelah pemberian materi Etika Berinternet, rupanya acara belum tuntas. Ada aksi stand up comedy yang menampilkan salah satu juara Suci sesi kelima. Comic tersebut bernama Indra Frimawan. Canda dan gurauannya membuat para mahasiswa tertawa geli, meskipun ada beberapa candaan yang menurut saya kurang pas di lingkungan akademik. Saya malah lebih suka senda gurau ala Nurul yang lebih alami. Mba Ani Berta juga setuju. Eh ketika saya sampaikan pujian tersebut, Nurul bersemangat untuk mengikuti stand up comedy. Wah ditunggu lho...

Aksi Indra Frimawan di Stand Up Comedy
Selain materi yang menarik, acara ini dibanjiri hadiah khususnya buat para mahasiswa yang aktif menjawab pertanyaan maupun yang bertanya. Ada juga hadiah buat pemenang live tweet competition. Bagi mahasiswa yang menulis reportase acara ini juga bakal mendapat hadiah dan tanpa diundi. Asyik juga jadi mahasiswa.

Sekilas Hari Asuransi Nasional
Pencanangan hari asuransi nasional dilakukan tahun 2006. Pada saat itu ada niat dari sejumlah asosiasi asuransi baik yang bersifat komersil maupun asuransi sosial yang semuanya bernaung di bawah Dewan Asuransi Indonesia (DAI) untuk lebih memasyarakatkan asuransi. Mereka menggunakan simbol payung sebagai asuransi yang berarti pelindung atau proteksi. Pada tahun 2006 sebagai tahun pertama peringatan hari asuransi nasional dilakukan jalan gembira yang diikuti karyawan berbagai perusahaan asuransi,kerja bakti membersihkan tempat wudhu masjid Istiqlal dan Katedral, serta donor darah.
Payung Menjadi Logo Pada Peluncuran Hari Asuransi Nasional (sumber: dai.or.id)
Setiap tahun dilakukan berbagai kegiatan yang mendekatkan diri ke masyarakat sebagai rangkaian peringatan hari asuransi nasional. Targetnya bukan hanya kalangan yang telah mapan, namun juga generasi muda. Agar mereka sadar pentingnya berasuransi sejak dini. Bahkan kini DAI juga e-learning insurance goes to campus, dimana di dalamnya ada berbagai materi perasuransian seperti asuransi umum, asuransi sosial, dan sebagainya.
E-learning Perasuransian *sumber: screenshoot e-itgs.dai.or.id)
Banyak Materi Menarik di E-Learning IGTC (sumber: screenshoot e-itgs.dai.or.id)
Adanya peringatan hari asuransi nasional dan juga semakin meningkatnya pelayanan asuransi sosial seperti BPJS Kesehatan membuat animo masyarakat berasuransi meningkat, apalagi setelah adanya BPJS kesehatan dimana peserta asuransi mencapai 150 juta jiwa.
Banyak materi menarik seputar perasuransian di Indonesia. Nah, jika Anda ingin mengetahui lebih dalam tentang asuransi di era digital maka nantikan Kompasiana Blogshop Bareng Jagadiri di dua kampus berikutnya, Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) dan Universitas Khatolik Indonesia Atma Jaya. Jangan lupa daftar ya Kompasianer, karena acaranya menarik. Penampilan bang Nurul patut ditunggu karena wujud aslinya yang kocak muncul secara alami jika berbaur dengan yang muda-muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar