Rabu, 14 Oktober 2015

ekki pranata

  • uku : Keruntuhan Jurnalisme
  • Penulis :  Dudi Sabil Iskandar
  • Penerbit :  Lentera Ilmu Cendekia
  • Cetakan : Pertama ,Januari 2015
  • Tebal         : XVI + 152 Halaman
  • ISBN : 978-602-8969-87-1
  • Harga Buku : Rp,50.000,00-


PENDAHULUAN
Buku “keruntuhan jurnalisme” ini hadir sebagai menerangkan keadaan jurnalime saat ini. Semoga khalayak (publik) mengerti arti sebuah berita yang sesungguhnya yang di nyatakan oleh media.Seoranng jurnalis memang tidak mudah untuk mrngemukakan berita-berita yang aktual dengan tepat, istilah katanya, berita yang benar sesuai dengan faktanya. Seorang jurnalis disini selalu saja melemah, karna tekanan-tekanan yang serba salah. Melemah  nya kode etik seorang jurnalis akan membuat dampak negative kepada khalayak.
TUJUAN
Untuk semua masyarakat mengetahui berita itu tidak selalu benar, selalu saja ada permainanya dibalik semua itu. Dan semoga saja masyarakat mendukung mana yang salah dan mana yang benar, contoh hal nya seperti seorang jurnalis yang selalu mengemukakan berita/wacana yang sangat fakta tetapi dia selalu saja disuap untuk memiringkan berita tersebut. Dan semoga seorang jurnalis di tanah air ini megikuti kaidah kaidah kode etik jurnalis yang sesungguhnya.
1

ISI :
  • Disini pendirian sebagai seorang journalis sangat miring sekali, dengan adanya,UANG !! semua dapat dipermainkan, banyak yang terjadi contoh : seperti cerita Jokowi, ia selalu ditinggi-tinggikan oleh media & berita program lelang jabatan lurah & camat penggusuran di waduk Pluit, pembersihan pedagang kaki lima di Tanah Abang, terakhir penggusuran di waduk Ria Rio, tidak ada media yang memberitahukan dari perspektif korban (victim). Semuanya koor “setuju” dengan kebijakan Jokowi.
  • Disini seorang jurnalis juga bias dibilang malas. Karena dengan adanya budaya COPAS “copy paste” mencari berita lebih mudah & lebih cepat mengemukakan kepada public, padahal, Ya isi berita itu sama aja dengan yang lainya.
  • Dengan adanya Internet menjadi lebih mudah dalam mencari berita yang actual, Hal seperti ini yang membuat jurnalis di negeri ini kacau .
  • Postmodernisme dan Modernisme inilah yang membuat runtuhnya jurnalisme selalu saja berbeda pendapat antara postmodernisme & modernisme, selalu saja ada pro & kontra karna saling berbeda definisi masing-masing
KELEMAHAN :
Kurang tegasnya seorang jurnalis ,tidak berpendiri sesuai pendapatnya, dan selalu membudayakan Hal-hal yang negative, tidak mengikuti aturan-aturan jurnalis yang sudah ada aturannya yang ditetapkan oleh Bill Kovach & Tom Rosenstiel.
KELEBIHAN :
Dengan adanya teknologi & informasi yang canggih juga sangat membantu / mendukung seseorang jurnalis dalam mencari berita, contoh hal nya seperti Internet selalu saja mendapatkan berita-berita yang hangat / baru , jadi seorang jurnalis tidak perlu lagi susah-susah mencari berita kesana-kesini.
2
KESIMPULAN :
Seorang  jurnalis di tanah air ini sangat lemah, selalu takut dengan kekuasaan tidak bekerja sesuai dengan aturannya.hanya mengikuti aturan-aturan para penguasa media nya saja tidak mengikuti aturan-aturan kode etik jurnalistik yang sebenarnya.
Dengan timbulnya teknologi yang cangggih saat ini ( citizen journalism ) membuat seorang jurnalis menjadi malas ( tidak bekerja ).  Jadi seorang jurnalis mencari berita hanya lewat internet saja tidak langsung ke tkp ( tempat kejadian perkara ). Kebiasaan copy paste  seperti ini terkadang salah dalam menyiarkan beritanya, karna tidak melihat ulang isi berita tersebut ( check & re-check)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar