Saya juga mulai bertanya-tanya dengan berdirinya NIIS ini yang begitu cepat memasuki jantung wilayah Irak dan Suriah. Bahkan sering pasukan NIIS berkeliling wilayah Irak dan Suriah dengan mobil-mobil buatan negara Barat bahkan ada juga dari Asia. Pertanyaannya, mengapa mobil-mobil tersebut bisa masuk ke wilayah sengketa atau ke tangan kelompok yang dianggap sebagai musuh? Benarkah bahwa NIIS ini sengaja diciptakan pihak-pihak tertentu?
Perusahaan asing di Moskwa, Rusia (Foto: Dasman Djamaluddin/1992)
Pesan terselubung ini terbaca oleh Rusia. Sepertinya negara beruang merah itu tidak mau terlalu lama berpangku tangan akibat masalah dalam negeri. Ini dimulai ketika Rusia berada di dalam kegamangan di masa Presiden Mikhail Gorbachev. Boleh dikata banyak negara bagian memisahkan diri. Tetapi saat Crimea, salah satu republik otonom Ukraina terlibat konflik, Rusia turun tangan. Sepertinya, Rusia bangun dari tidur.
Kota bersejarah di Moskwa, Rusia (Foto: Dasman Djamaluddin/1992)
Jika kembali ke niat AS melatih oposisi Suriah di Jordania dengan dalih untuk menghancurkan NIIS tetapi sasaran utama menggulingkan pemerintahan Bashar Al-Assad, maka wajar pula Rusia masuk ke Suriah dengan dalih yang sama berperang melawan NIIS, tetapi sasaran utama menghancurkan opoisi Suriah yang ingin menggulingkan pemerintahan Bashar Al-Assad.
Tak dapat dibantah, munculnya Rusia kembali sebagai penyeimbang sudah tentu akan merubah peta politik Timur Tengah. Jika melihat rangkulan Rusia ke Irak, sudah tentu Irak dalam waktu mendatang menjadi simbol perjuangan dalam hal mendukung kelompok Islam Syiah. Singkatnya, tiga negara berbasis Islam Syiah (Iran,Irak dan Suriah) menjadi batu loncatan Rusia menjadikan negaranya sebagai negara adidaya kembali.
Juga bagi negara lain yang didukung Rusia, seperti Iran, akan lebih leluasa mengembangkan senjata nuklir, meski di atas kertas, sudah setuju dengan perjanjian-perjanjian nuklir yang dibuat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Bagaimana pun, di antara negara-negara yang mendesak Iran ke perundingan senjata nuklir, adalah Rusia. Hal ini melegakan dan menguntungkan Iran. Buktinya Iran baru-baru ini tetap saja melakukan uji coba senjata nuklir.
Gadis Rusia, tidak tahu berpolitik (Foto: Dasman Djamaluddin/1992)
Saya menyaksikan negara adidaya itu lumpuh. Sejak dihembuskannya era pembaruan, malah negara-negara bagian Uni Soviet bergejolak. Tidak dapat disangkal, ketika saya di sana, pemandangan pasar loak yang menjual sepatu bekas terdapat di mana-mana.
Positifnya memang ada. Rakyat Rusia sudah mulai berbisnis. Perusahaan-perusahaan asing dari Korea Selatan, Amerika Serikat mulai mencoba masuk ke Rusia. Meski akhirnya sekarang ada juga yang didepak oleh Presiden Vladimir Putin.
Kemenangan Rusia dalam Perang Dunia II (Dokumentasi)
Saya hanya mengomentari nama saya yang keliru. Ejaan nama yang benar Dasman Djamaluddin, bukan Djasman Djamaluddin. http://dasmandjamaluddinshmhum.blogspot.com dan http://dasmandj.blogspot.com Terimakasih
BalasHapus