Rabu, 14 Oktober 2015

consolidasi 'Wadah Aktualisasi Diri di Dunia ariyati Na

waktu lalu, saya menerima sebuah permintaan pertemanan dari sebuah akun media sosial yang foto profilnya menggunakan gambar alat kelamin laki-laki, dan nama yang tertera di akun tesebut juga hanya sebuah nama samaran. Melihat foto profil yang demikian permintaan pertemanan langsung saya hapus tanpa melihat lebih lanjut, siapa dan bagaimana akun tersebut.
Foto profil merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari jejaring sosial, karena saat mendaftar kita diminta menggunggah gambar untuk dijadikan foto profil, dan kita juga diberikan kebebasan untuk menggunakan gambar dan foto apa saja untuk dijadikan foto profil serta bebas pula untuk menggantinya setiap saat. Masih teringat jelas saat awal-awal adanya media sosial, ada yang mengganti foto profil melebihi dosis minum obat dalam sehari.
Pemilihan sebuah avatar untuk akun media sosial bergantung pada tujuan untuk keperluan apa membuat akun tersebut. Bila dibuat dengan tujuan berinteraksi dan menjalin pertemanan di dunia maya dengan teman, kerabat yang sudah dikenalnya secara baik, maka biasanya pemilik akun akan menggunakan foto dirinya sendiri. Tetapi bila tujuan dibuatnya akun hanya sebagai akun anonim, maka biasanya pemilik akun hanya menggunakan gambar animasi, gambar bunga, hewan ataupun gambar tokoh terkenal. Pada beberapa kasus bisa juga berlaku sebaliknya, tetapi umumnya pemillik akun anonim cenderung tidak akan menggunggah foto diri terlebih bila tujuan dibuatnya akun media sosial untuk tujuan yang tidak baik seperti yang saya ceritakan di awal tulisan ini. Foto profil yang berbau pornografi juga sering juga kita temui pada akun-akun yang sengaja dibuat untuk promosi situs-situs dewasa ataupun pada kegiatan yang mengarah pada prostistusi online.
Saat munculnya facebook, banyak yang membuat akun dengan tujuan menemukan teman lama, dan agar teman-temannya mudah menemukan dan mengenali maka kebanyakan pemilik akun akan menggunakan nama asli dan foto diri sendiri, mengingat bisa saja nama asli kita termasuk nama pasaran sehingga bila dipasang foto diri lebih dapat meyakinkan teman lama untuk mengirim atau menerima permintaan pertemanan.
Kini, dengan munculnya aplikasi lain (misalnya game) yang berpaket media obrolan/media sosial maka bila dibuatnya akun media sosial tujuan hanya untuk bisa registrasi game tersebut, dan pemilik akun tidak lagi merasa perlu menggunakan foto pribadi kecuali bila ingin menjalin pertemanan dengan sesama pemain game tersebut.
Kesan pertama dilihat dari Foto Profil
Kecuali bila sudah diketahui secara pasti siapa pemilik akun yang mengajukan permintaan pertemanan maka foto profil menjadi hal pertama yang dilihat oleh penerima permintaan pertemanan dan mempertimbangkan untuk menerimanya atau tidak.
Bila dianggap tidak beretika maka seperti yang saya lakukan, kita akan langsung menolak permintaan pertemanan bahkan bisa juga dilakukan pemblokiran agar tidak dapat mengajukan pertemanan kembali.
Begitu juga halnya bagi orang yang ingin mencari teman baru, terutama laki-laki yang sedang mencari jodoh melalui dunia maya, hal pertama yang dilihat tentu foto profil, apakah sesuai dengan kriteria atau tidak.
Karena dapat memberikan kesan, maka pemilik akun biasanya akan menggunakan foto yang dianggap bagus untuk menjadi foto profil, bahkan dengan adanya aplikasi yang dapat memodifikasi foto menjadi tampak lebih bagus banyak yang menjadikan hasil modifikasi tersebut sebagai foto profil, sehingga akhrinya foto terlihat menjadi lebih bagus, lebih muda, lebih langsing dan lebih bersih.
Foto profil untuk menunjukkan kondisi terkini.
Bagi sebagian pemilik akun media sosial, mengganti atau memperbaharui foto profil bukan sekedar kegiatan iseng karena bosan tetapi bisa juga menjadi ungkapan perasaan saat itu, biasanya mereka menggunakan ‘meme’ yang sesuai dengan kondisi hatinya. Selain itu, mengganti foto profil juga dianggap sebagai informasi terbaru tentang kegiatannya saat itu, contoh menggunggah foto sedang di Bandara sambil menulis status “ @BandaraSoetta”.
Aturan memasang foto profil.
Berbeda dengan di beberapa aplikasi media sosial, Kompasiana yang juga meminta membernya mengunggah foto profil memberi aturan dalam hal pemasangan foto profil ini, yaitu kompasianer diminta untuk menghindari penggunaan dan penayangan gambar/foto orang lain atau tokoh tertentu. Apabila ada klaim atau tuntutan hukum dari pemilik atau subyek asli foto/gambar, Kompasiana berhak menghapus foto profil tersebut tanpa peringatan sebelumnya. Selain itu, bila diketahui menggunakan gambar berbau pornografi admin juga tidak segan untuk menghapusnya.
Meskipun di media sosial lain tidak memberi aturan mengenai pemasangan foto profil, tetapi untuk menjaga nilai diri di dunia maya, maka sebaiknya kita memasang foto profil yang wajar-wajar saja, karena beberapa kali saat bermain game, saya melihat lawan main memasang foto  sedang berciuman dengan pasangan atau mengenakan baju yang memamerkan sebagian tubuh yang seharusnya ditutupi dan tidak menjadi konsumsi publik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar