Rabu, 14 Oktober 2015

jarimu jerujimu

Sebelum mengetahui lebih jauh mengenai peribahasa baru ini, peribahasa baru ini muncul karena terinspirasi dari peribahasa Mulutmu Harimaumu. Orang dulu selalu mengatakan Mulutmu harimaumu, yang artinya menurut Wikiquote adalah “segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak dipikirkan dahulu akan dapat merugikan diri sendiri.” Dimana dalam hal ini apabila dalam kita bertutur tidak kita fikirkan terlebih dahulu itu bisa saja akan merugikan bahkan membunuh diri kitas sendiri. Karena pada dasarnya segala perkataan kita tentunya dapat kembali kepada kita.
Sama halnya dengan peribahasa / istilah baru yang akhir- akhir ini muncul yaitu, Jarimu, Jerujimu. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah ‘Apa hubungan istilah Jarimu, Jerujimu ini dengan Media Online?’ dan ‘Apa hubungan istilah Jarimu, Jerujimu ini dengan Analisis Cyberbullying?’
Pertanyaan pertama terjawab dengan, istilah ini muncul setelah banyaknya pembulyan di massa sosial. Dan yang sekarang ini sedang banyaknya terjadi adalah Buly di media sosial Instagram. Menurut survey Cyberbuliyng Research Center, buly di Instagram telah mencapai 42%. Lalu, kembali muncul pertanyaan ‘Apakah itu Instagram?’. Instagram adalah, Instagram adalah salah satu Media Sosial baru yang merupakan salah satu aplikasi di Smartphone. Instagram juga merupakan aplikasi yang digunakan untuk menjepret foto, mengelola foto, mengedit foto, memberi efek filter pada foto dan membagikan foto tersebut ke semua orang (http://www.ardilas.com/2013/05/apakah-arti-instagram-adalah-merupakan.html).
Lalu, kembali lagi muncul sebuah pertanyaan baru ‘Dengan cara apa seseorang dapat membuly, menganiaya, mengejek, dan mempermalukan orang di sebuah situs atau media sosial?
  1. Instagram memfasilitasi seseorang untuk memposting foto, yang kemudian dapat mempermalukan seseorang.
  2. Dalam memposting foto tersebut, kita juga di fasilitasi untuk dapat menambahkan caption. Dalam caption itu pula kata- katayang terlontar juga tak ada batasnya, maka siapapun dapat mengatakan apapun dalam caption tersebut.
  3. Ketika seseorang memposting foto, kita dapat dengan bebasnya mengomentari foto tersebut. Kata- katanya dapat sesuka hati kita, kata- kata yang baik sampai kata- kata yang kejam bebas dilontarkan.
  4. Kita dapat menambahkan nama siapapun dalam komentar tersebut, misalnya dalam suatu komentar kita tuliskan “@blablabla KAMU OPRASI PLASTIK YA? KOK BERUBAH BANGEEEET!!!!”
  5. Instagram juga memfasilitasi kita untuk menambah nama seseorang pada foto yang kita upload. Sehingga ketika orang tersebut membuka akun instagramnya akan muncul foto yang diupload atau di posting oleh si pengupload tersebut.
  6. Intagram juga memfasilitasi kita dengan hastag “#” siapapun dapat menambahkan kata- kata kebencian tersebut di postingan atau di komentar. Misalkan, #mukajelek #mukaoprasiplastik #oprasiplastik dan masih banyak lagi.
  7. Yang terakhir adalah, di Instagram kita dapat membuat lebih dari satu akun, sehingga banyak akun palsu di Instagram. Di akun palsu tersebut, semua orang bebas menjadi orang- orang jahat yang selalu memposting dan mengkomentari hal- hal negatif.
Dengan cara- cara yang disebut diatas memudahkan semua orang untuk bebas melakukan hal- hal yang berbau membuly, menganiaya, mengejek, dan mempermalukan orang lain. Hanya dengan menulis atau mengetik di smartphone, setiap orang dapat melakukan hal- hal tersebut. Mereka bisa melakukan aksi- aksi pembulyan tersebut dimana saja, kapan saja, dan siapapun juga dapat melakukannya. Korbannya pun juga bisa siapa saja, bukan hanya orang biasa, namun, artis dan bahkan pejabatpun bisa menjadi korbannya.
Pertanyaan kedua terjawab dengan memahami CyberBullying yang sebenarnya. Terdapat beberapa pengertian dari istilah Cyberbullying itu sendiri, yang pertama menurut para ahli, Cyberbullying is the use of technology to intimidate, victimize, or bully an individual or grop , cyberbullying adalah penggunaan teknologi untuk mengintimidasi, menjadikan korban, atau mengganggu individu atau sekelompok orang (Bhat, 2008).
Istillah Cyberbullying sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Bill Belsey dari Kanada. Cyberbullying secara harafiah berasal dari kata cyber dan bullying. Cyber adalah, jaringan internet yang berfungsi menghubungkan pengguna yang satu dengan yang lainnya (Internet). Sedangkan bullying atau bully, memiliki arti, menyakiti hati orang yang lebih lemah (Oxfort Dictionary).
Bullying sudah dikenal sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, bahkan rakyat Indonesia juga sudah merasakannya saat masa- masa penjajahan. Namun, bullying tidak selalu dalam bentuk fisik, bullying juga bisa dalam bentuk nonfisik juga. Misalnya mengucilkan, mencemooh, mengejek, menghina dan lain- lain. rumor yang dikirim melalui email atau diposting di situs jejaring sosial , dan gambar memalukan, video, situs, atau profil palsu. Cyberbullying pun hadir setelah munculnya internet dan masyarakat mulai melakukan aksi- aksi bullying tersebut di dunia Cyber atau di Internet.                                                                                                                                                                          
Dari pengertian Cyberbullying diatas, cukup membuat kita mengerti tentang arti Cyberbullying itu sendiri. Lalu, hubungan istilah ‘JARIMU, JERUJIMU’ dengan analisis Cyberbullying adalah mengingat bahwa istilah ‘JARIMU, JERUJIMU’ ini yang muncul setelah maraknya kasus kasus pembulyan artis di dunia maya atau yang sedang marak terjadi di Instagram. Para haters memiliki kebebasan untuk mencurahkan apapun yang mereka mau hanya dengan mengetiknya di Smartphone pribadi mereka masing- masing. Yang mungkin tanpa mereka sadari itu adalah salah satu bentuk dari Cyberbullying, dan mungkin tanpa mereka sadari juga setiap perkataan, hujatan, cemooh, dan hinaan yang belum tentu benar tentang orang yang mereka bully tersebut dapat menyakiti orang lain.
Seperti beberapa kasus yang sedang marak akhir- akhir ini adalah kasus tentang Bella Shofie. Dimana apapun yang Bella Shofie lakukan ia selalu mendapatkan kritik, cemooh, hinaan, komentar pedas, dan hal- hal lain yang berbau bullyan dari haters- hatersnya. Haters sendiri berasal dari bahasa inggris yang apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya adalah Pembenci. Atau secara luasnya artinya adalah orang yang tidak suka hal apapun yang kita lakukan. Bahkan para Haters Bella Shofie ini sampai memiliki akun mereka sendiri.

Itu adalah salah satu tindakan Cyberbullying yang dilakukan oleh oknum- oknum tertentu. Bukan hanya membuat akun- akun tidak bertanggung jawab seperti itu, namun para haters tersebut juga salalu mengkomentari apapun yang Bella Shofie lakukan. Namun, beberapa waktu yang lalu muncul kasus yang melibatkan beberapa artis Indonesia seperti Ruben Onsu dan Ayu Ting Ting yang melaporkan salah satu akun Instagram dimana dalam akun tersebut adalah akun penjualan bayi dan terdapat foto anak Ruben Onsu dan Ayu Ting Ting dalam akun tersebut. Ruben Onsu dan Ayu Ting Ting yang geram dengan tindakan akun tak bertanggung jawab melaporkannya ke Kantor Polisi. Dan belum lama ini si pelaku pun sudah tertangkap.
Beberapa waktu yang lalu pun Bella Shofie yang sangat lekat dengan nama Haters akhirnya ikut melaporkan salah satu hatersnya juga. Seperti yang dilansir oleh (http://www.storibriti.com/selebriti/tak-terima-bella-shofie-akhirnya-melaporkan-haters-nya-kepada-polisi-150916g.html )Bella Shofie akhirnya laporkan haters nya karena perkataan mereka sudah membawa keluarganya dan ia menganggap dari perkataan mereka terdapat nada ancaman untuk dirinya dan keluargannya dan perkaitan para hatersnya juga sudah mengganggu pekerjaannya. "Selama ini saya diam diam diam, saya mengerti publik figur tidak lepas dari haters. Tetapi karena sudah merugikan saya, mengancam keluarga saya, jadi saya harus ambil tindakan tegas," kata Bella Shofie dalam salah satu wawancaranya.
Foto Bella Shofie saat melaporkan Hatersnya.

Dari dua kasus ini seharusnya mengingatkan kita bahwa dalam kita melakukan sesuatu kita harus mempertanggung jawabkannya. Kebebasan kita dalam berkomunikasi online, berkomunikasi dalam keadaan apapun, dimanapun, dan siapapun seharusnya dilakukan secara bijak. Artis yang melaporkan para haters dan orang- orang tidak bertanggung jawab tersebut berati memang sudah habis kesabarannya karena perilaku mereka yang sangat keterlaluan. Karena pada dasarnya, Cyberbullying itu sudah diatur didalam Undang- Undang.
  1. Pasal  27 ayat (3) UU ITE
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang bermuatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik”
  1. Pasal 28 ayat (1)
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.Ancaman pidananya ialah penjara maksimal 6 tahun dan/atau denda maksimal 1 miliar”
Maka sudah seharusnya kita sebagai pengguna media sosial seperti Instagram mungkin sebagai contohnya harus lebih bijak lagi. Jangan sampai peribahasa “Mulutmu Harimaumu” atau “Jarimu Jerujimu” terjadi kepada kita. Seperti dua pengguna media sosial yang dilaporkan oleh Ruben Onsu, Ayu Ting Ting dan Bella Shofie itu terjadi juga kepada kita. Kerena pada dasarnya apapun hal buruk yang kita lakukan bisa saja dampaknya dapat terjadi juga pada kita.
Dua tersangka yang dilaporkan artis- artis tersebut tentunya tidak pernah menyangka kalau perbuatan mereka yang hanya dilakukan di media sosial tersebut dapat membuat mereka akhirnya berurusan dengan pihak yang berwajib.


surat surat kepada layang ; even commodore

Senin 12 Oktober 2015, kanal Fiksiana ramai dengan surat-menyurat.
Walau hanya berupa event Fiksiana, tapi surat-surat yang dipublis, baik yang dilirik admins sebagai highligth pun tidak, adalah gambaran dari kesaksian atas perjumpaan, baik dalam pengalaman nyata pun baru sebatas perjumpaan di dunia maya. Selain juga, surat-surat ini terbaca mewakili semesta rasa yang demikian menyentuh. Ada yang berupa kerinduan, ada yang berupa ucap terimakasih, ada pula yang berupa kekaguman, ada juga yang berupa humor segar dan kemarahan.
Dalam kesaksian atas jumpa itulah, secara khusus, saya hanya mau mengajak untuk membaca surat yang ditulis oleh kawan Kompasianer yang juga emak-emak. Yakni Surat Kepada Opa Tjiptadinata yang ditulis oleh Mba Siti Nur Hasanah.
Isi surat Mba Siti ini sungguh bikin terharu. Ditulis sebagai sebuah kesaksian seorang anak yang sudah tidak melihat ayah sejak masih sangat belia, 7 tahun. Lalu dalam perjumpaan yang “difasilitasi” Kompasiana, Mba Siti kembali menemukan sosok Ayah itu dalam diri Opa Tjiptadinata. Ditambah lagi komentar dari Opa Tjipta pada tulisan tersebut, maka rasa haru itu makin susah ditahan. Ada kasih sayang anak dan ayah yang saling bersambut dan menahan rindu untuk bisa bertemu.
[Sampai disini, ambil nafas dan minum air putih dulu, hehehe!]
Kita tahu bersama, pengalaman akan kehilangan memang tidak sama berdampak pada semua orang.
Ada barangkali dari kita yang membaca surat seperti tulisan Mba Siti sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Ada juga yang barangkali membaca itu sebagai sesuatu yang datar-datar saja. Dan ada juga yang membaca itu sebagai sebuah ekspresi sedih yang tidak pernah menemukan obatnya.
Apa pun itu, dalam perasaan saya, pengalaman kehilangan tetaplah sebuah lukisan duka lara. Kalau tidak begitu, maka ia bukan sebuah pengalaman akan kehilangan.
Saya ingat film perang Saving Private Ryan yang diperani Tom Hanks. Salah satu film perang terbaik yang menggabungkan narasi kejinya perang, kehilangan dan usaha untuk menyelamatkan sisa harapan dan hidup pada seorang Ibu yang menunggu anaknya pulang dari medan perang. Anaknya, Ryan, itulah sisa harapan hidupnya yang harus diselamatkan sebelum takdir mati mengambilnya mengikuti saudara-saudaranya yang lebih dahulu gugur. Ryan akhirnya selamat dari cerita duka kehilangan kepada Ibunya, namun itu dengan menghadirkan rasa kehilangan bagi teman-teman yang datang menjemputnya.
Dalam kenyataan sehari-hari, pada pengalaman faktual, kehilangan selalu berkelindan dengan rasa cemas dan takut juga duka lara. Sekeras apa pun pesan teologi mengatakan bahwa hidup manusia di dunia adalah sementaraan dan tidak berakhir disini, pesan itu tetap tidak bisa menahan keluarnya air mata dan rasa duka yang memeluk erat. Bahkan tak sedikit yang memilih untuk menyusul rasa kehilangan itu agar tidak lagi bergulat menanggung kepedihan dan menjalani hidup dalam redupnya harap.
Tantangannya kemudian adalah bagaimana meneruskan hidup pasca kehilangan itu terjadi.
Rumah Kompasiana dan Minimalisasi Rasa Kehilangan
Saya membaca surat Mba Siti yang sangat menyentuh dari pengalaman kehilangan atas sosok Ayah tadi kini--semoga saja--telah “sedikit terobati” dengan perjumpaan yang difasilitasi oleh Kompasiana. Yakni melalui perjumpaannya dengan Opa Tjipta yang pernah terjadi secara riil selain virtual. Di titik inilah, ada hal penting yang sekiranya perlu disimak bersama oleh kita. Yaitu peran Kompasiana dalam meminimalisasi rasa kehilangan.
Point saya, sesudah “mengalami suasana batin” surat Mba Siti itu, adalah ketika Kompasiana menjadi rumah yang mempertemukan sosok-sosok yang sebelumnya tercerai berai rasa karena lokasi geografis juga kesibukan harian, dengan pengalaman kegetiran dan kehilangannya masing-masing, kedalam rasa bersatu hati dan persaudaraan yang kemudian tergerak untuk saling menguatkan. Tegas kata, ketika Kompasiana menjadi rumah teduh yang menyatukan kehangatan persaudaraan manusia-manusia yang sebelumnya saling tak kenal atau berserak lokasi dan situasi hidup itu maka secara bersamaan ia sedang menjadi fasilitator untuk meminimalisir rasa kehilangan.
Kehadiran peran Kompasiana yang seperti ini jelas tidak lantas berarti bahwa kehidupan di dunia nyata yang terpapar rasa kehilangan pada orang terkasih akan segera menjadi lebih ringan. Tetap saja kita harus mempersiapkan diri untuk menjalani setiap pengalaman kehilangan dengan kemampuan diri masing-masing. Namun, paling kurang, pada surat Mba Siti itu, saya melihat sebuah usaha untuk "memanfaatkan Kompasiana" sebagai rumah bersama dalam memperkuat persaudaraan anak manusia.
Ini mungkin secercah cahaya dari event Surat-Menyurat yang, menurut saya, penting untuk dijaga bersama.
Demikian. Salam siang.

ketika wanita berselingkuh

aya sudah pernah bilang, kalau saya adalah perempuan yang mudah menangis bukan?
Tapi, percayalah, walau saya mudah menangis, namun saya tak secengeng itu.
Saya memang bisa begitu larut terbawa perasaan,menitikkan airmata, saat membaca buku, menonton film, mendengarkan orang curhat, atau bahkan saat saya menulis. Sampai kadang semua nano nano rasa yang membuat saya menitikkan airmata. membuat saya tak sanggup untuk meneruskan apapun yang saat itu sedang saya tulis, saya baca, atau saya dengar.
Novel terakhir yang saya tulis, bahkan butuh waktu lebih dari setahun untuk saya selesaikan, karena banyak saat dimana saya harus menghentikan menulis part baru, sebabnya yaaaa itu, alur cerita dan karakter dalam novel yang terlalu menguras emosi.
Selain mudah menangis, satu lagi, saya juga mendeklarikan diri sebagai A happy romantic eater,  penggemar cerita romantis yang 'harus' berakhir bahagia, tapi untuk menuju bahagia dan kebahagiaan, harus ada perjuangannya terlebih dahulu.
Bicara tentang kebahagiaan, setuju bukan kalau saya bilang kebahagiaan itu harus di cari dan harus ditemukan. Kebahagiaan itu gak akan datang sendiri. Terutama dalam satu rumah tangga. Seperti apa yang tertulis dalam novel yang begitu menguras emosi dan airmata saya.
Langit malam  dan Over The Rain.

Bulan : "Kalau Aku hanya menjadikanmu sebagai 'pelarian' apakah Kamu masih mau menikah denganku?"
Reza : " Jika itu yang kamu mau, kamu aman 'berlari' bersamaku, Bulan"
Adalah Sinar Rembulan, wanita dengan karakter lembut "diharuskan" menerima  seorang Reza menjadi suaminya.Sementara hatinya penuh terisi untuk laki laki bernama : Bintang Lazuardi, takdir kembali mempertemukan mereka, alpa membuatnya tergoda mencicipi manisnya cinta masa lalu dibelakang suaminya.
Adalah Reza, suami dari Sinar Rembulan, yang "diharuskan" menerima kenyataan pahit mengetahui istri yang dia cintai sepenuh jiwa, mereguk sesaat cinta masa lalunya. Sakit dan perih tapi hati tak mampu mengingkari bahwa sang istri tetaplah wanita yang selalu mengisi hatinya.
Adalah Bintang Lazuardi, laki laki yang "diharuskan" menerima kenyataan bahwa wanita yang pernah dia lepaskan, telah dimiliki laki laki lain, lalu bagaimana? saat takdir mempertemukan mereka kembali,cara terlarang membuatnya alpa, bahwa mereguk kembali cinta masa lalu adalah kesalahan terbesar, yang mengakibatkan wanita cinta masa lalunya harus kehilangan semuanya.
Lalu,
Perselingkuhan yang dilakukan Bulan berakhir dengan perceraian Bulan dan Reza, membuat Bumi--buah hati mereka berdua- yang tak mengetahui apa apa, selalu bertanya kepada ayahnya " kemana Bunda?"
Bulan harus menerima kenyataan pahit, setelah perceraiannya dengan Reza, dia harus kehilangan hak asuh anaknya Bumi, walau akhirnya sang mantan suami mengijinkannya mengunjungi Bumi, tapi semua tak lagi sama, seolah itu belum cukup, orang tua Bulan mengusir dan tak mau lagi mengakui Bulan sebagai putri mereka, ditambah lagi Bulan divonis hamil--yang bahkan dia tak tau siapa ayah dari bayinya. Reza sang suami ataukah Bintang pasangan selingkuhnya?
Yep,
Novel dengan tema perselingkuhan, memang bukan tema yang biasa bukan, apalagi dalam novel ini yang berselingkuh adalah sang perempuan.
Apakah memang sudah "umum dan harus" jika wanita yang melakukan selingkuh, maka selalu tak ada maaf baginya, selamanya dosa nya akan senantiasa menghitamkan penampilannya. Tak termaafkan, hancur dan kehilangan segalanya?
Bagaimana jika laki laki yang selingkuh?
Apakah memang "umum dan harus" jika laki laki yang selingkuh, maka ada kata maaf yang senantiasa diterima untuk sang laki laki, dan wanita yang diselingkuhi menerimanya kembali,menutupi noda hitam sang suami yang berslingkuh, walau kadang harus memendam luka?
Jawabannya temukan dalam Novel ini yaaa....
Novel Langit malam dan Over The Rain, adalah 2 karya yang ditulis oleh Mbak Asri Damayanti Tahir, novel yang tadinya juga di tulis di Wattpad dan sudah dibaca oleh lebih dari 1,5 juta pembaca akhirnya dipinang Elex Media Komputindo, untuk diterbitkan dalam satu Novel dengan judul yang sama.
"Ketika cinta membutuhkan waktu yang panjang, disitulah kamu akan mengerti.
Bahwa mencintai adalah sebuah proses yang indah, juga menyakitkan
Untukku, kamu, dan kalian yang tanpa henti terus belajar mencintai Dia yang terkasih"---Asri Damayanti Tahir
Selamat membaca
book trailer-nya disini : https://www.youtube.com/watch?v=qXixPyxywfs
==Sisi82==

sadari cah

TANPA KITA SADARI ;­­)
Sudahkah kita bertanya pada diri kita sendiri berapa harga oksigen? Saya yakin pasti belum. Kalau belum tau kira-kira harganya Rp. 25.000/ltr.
Dan apakah kita pernah bertanya harga nitrogen di apotik? Kalau belum tau kira-kira harganya Rp.9.950/ltr.
Dalam sehari manusia menghirup 2.880 liter oksigen & 11.376 liter nitrogen. Bila dikalkulasikan:
2880 x 25.000 = Rp 72.000.000
11.376 x 9950 = Rp 113.191.200 total biaya untuk bernafas satu hari adalah Rp. 181.191.200
Kalau sebulan kita kalikan 30 menjadi Rp 5.555.736.000
Kalau per satu tahun dikalikan 12 menjadi Rp 67.594.788.000
Jadi kalau kita hargai dengan rupiah, maka oksigen dan nitrogen yang kita hirup mencapai 185 juta perharinya, 5,5 milyar perbulan dan 67,5 milyar pertahun.
Tanyakan pada diri kita masing-masing sudah berapa lama kita hidup di bumi Allah ini dan berapa kita harus membayar oksigen yang sudah kita hirup.
Orang paling kaya sekalipun tidak akan sanggup membiayai nafas hidupnya. Ini baru dihitung biaya nafas belum biaya yang lain.
Marilah kita belajar bersyukur dan bersyukur. Perbaiki diri di waktu kewaktu dan jangan sesali masa lalu. Allah maha pemberi maaf dan penerima taubat.

aturan hidup di dunia maya

Freelance writer memang sebuah pekerjaan yang menantang dan mengandalkan kemampuan menulis, dimana anda bisa menghasilkan uang dengan motif self employment. Meski demikian, banyak freelancer writer pemula yang sukses menekuni profesinya karena kesungguhan hati dalam melakukan profesi ini. Asalkan anda mengingat beberapa tersebut berikut ini :
1. Tidak cukup mengasah kemampuan menulis.
Kemampuan menulis tidak datang dengan sendirinya. Kita membutuhkan latihan yang berulang - ulang untuk memperbaikinya. Mungkin terlalu muluk - muluk kalau kita ingin menjadi sempurna dalam menulis. Tapi minimal kita bisa mendekati 95 persen konten artikel yang bagus. Bagaimana cara mengasah kemampuan menulis ? Tidak ada cara terbaik selain menulis setiap hari. Untuk membiasakannya, Anda bisa menulis dalam blog pribadi sehingga akan mendapat bonus feedback dari pembaca mengenai kelebihan dan kekurangan tulisan Anda.
2. Tidak mempublikasikan tulisannya.
Kemampuan yang andal tidak akan memiliki banyak manfaat bagi pemiliknya jika tidak diketahui oleh orang lain. Bila selama ini tulisan Anda cukup berdiam di dalam folder My Document komputer, maka segeralah dipublikasikan di internet, khususnya blog pribadi. Topiknya bisa bermacam - macam asal sesuai dengan karakter dan brand yang sedang Anda bangun. Cara ini dapat digunakan oleh freelance writer untuk membangun kepercayaan masyarakat pengguna internet. Manfaatnya bukan hanya untuk Anda pribadi, tetapi juga bagi pembaca dan reputasi yang sedang Anda bangun.
3. Tidak mempromosikan kemampuan menulis.
Poin nomor tiga ini masih ada kaitannya dengan poin nomor 2. Mempromosikan tulisan bisa dilakukan melalui situs - situs besar yang dianggap memiliki kredibilitas tinggi. Misalkan melalui Kompasiana, Vivanews, Ruang Freelance, EzineArticles dan beberapa situs populer lainnya. Sesekali ikuti juga kontes menulis seperti yang saat ini sedang marak berlangsung. Kontes menulis adalah cara yang bagus untuk memaksa Anda belajar lebih banyak lagi dalam mengasah ilmu content writing yang bersahabat dengan mesin pencari.
Dari tiga poin di atas dapat kita simpulkan bahwa aktifitas ngeblog memegang peranan penting dalam membangun kemampuan seorang ghost writer. Manfaat sesungguhnya kegiatan blogging bisa lebih dari itu karena monetasi blog saat ini telah berkembang sedemikian banyak jenisnya.
Melalui tulisan ini saya bermaksud menawarkan sejumlah artikel up to date bidang pariwisata, kesehatan, kecantikan dan hal – hal lainnya yang erat kaitannya dengan topik blog, Anda bisa menghubungi saya di alamat email fasterc6@ymail.com untuk bergabung sebagai team work freelance writer. Kami menyediakan artikel murah dari harga Rp. 5000 hingga Rp. 15000 tergantung tema yang anda minta.
Semoga artikel ini bisa berguna untuk saya dan kawan - kawan freelancer writer lainnya.

fahmi ardi ; the consolidation spammmed

Sahabat Kompasianer yang baik di mana pun Anda berada. Tahukah Anda bahwa saat ini ada fitur baru yang sedang diujicobakan di Kompasiana? Usianya baru seumur jagung, masih dalam hitungan hari. Di desktop site, fitur ini baru bisa diakses hari Minggu tanggal 11 Oktober tepatnya pukul 5.00 pagi. Keesokan harinya di jam yang sama hari Senin tanggal 12 oktober, mobile site pun disematkan fitur ini. Fitur baru itu bernama "Obrolan".
Apa dan bagaimana fitur Obrolan di Kompasiana bekerja? Mari simak penjelasannya secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Apa Itu Fitur Obrolan?
Di Kompasiana lama sebelum masa revolusi, fitur ini dikenal dengan nama "Inbox". Fungsinya untuk berkirim pesan sesama Kompasianer secara tertutup. Komunikasi terjadi secara dua arah antara si Pengirim dan Penerima pesan. Layaknya sebuah e-mail, selain menentukan Penerima, Pengirim juga diminta menentukan Subject dan Body pesan.
Masa-masa revolusi di tubuh platform Kompasiana sudah dimulai sampai detik ini. Berbagai perombakan besar-besaran harus ditempuh guna memenuhi kebutuhan Kompasianer serta menjawab tantangan atas sebuah tren teknologi yang berkembang sangat cepat. Tak terkecuali fitur Inbox pun harus menyesuaikan dengan tren saat ini.
Sebagian besar Kompasianer mungkin sudah mengenal dan menggunakan produk-produk yang fokus menggarap fitur obrolan (chatting) untuk para penggunanya seperti WhatsApp, Line, Facebook Messenger, Direct Message Twitter, dan masih banyak yang lainnya. Semuanya itu memberikan pengalaman baru dalam berinteraksi sesama pengguna dalam menjalin komunikasi, baik berdua (direct) atau ramai-ramai (group).
Berangkat dari tren obrolan yang saat ini sedang berkembang, kami tim developer bergegas menggelar meeting internal untuk membahas fitur obrolan di Kompasiana. Tak terelakkan kami pun mempelajari flow beberapa platform chatting yang saat ini tengah digunakan oleh sebagian besar masyarakat internet. Diskusi berjalan lumayan alot, mengingat platform-platform chatting itu memiliki karakternya masing-masing dan kami harus memutuskan flow yang akan diadopsi. Benang merah yang kami dapatkan adalah bahwa fitur obrolan di Kompasiana harus mendukung lebih dari satu Kompasianer dan lebih dari satu pesan di dalam sebuah obrolan dan seorang Kompasianer bisa terlibat di lebih dari satu obrolan. Dalam teori perancangan database, kasus ini disebut many-to-many relationships.
Bagaimana fitur Obrolan di Kompasiana Bekerja?
Ada beberapa aturan yang harus Kompasianer pahami dalam menggunakan fitur obrolan ini.
  1. Kompasianer bisa terlibat di lebih dari 1 obrolan.
  2. Di dalam obrolan bisa terdapat lebih dari 1 partisipan (termasuk Anda) dan lebih dari 1 pesan di dalamnya.
  3. Jumlah partisipan (termasuk Anda) dalam sebuah obrolan minimal 2 dan maksimal 50.
  4. Pencarian partisipan tidak berdasarkan hubungan pertemanan (following dan follower) Kompasianer dan tidak akan bisa mencari nama Anda sendiri karena Anda secara otomatis sudah dimasukkan dalam obrolan yang Anda buat.
  5. Jika mengajak 2 partisipan (termasuk Anda) yang terlibat dalam sebuah obrolan baru, selanjutnya obrolan ini disebut direct conversation.
  6. Jika mengajak lebih dari 2 partisipan (termasuk Anda) yang terlibat dalam sebuah obrolan baru, selanjutnya obrolan ini disebut group conversation.
  7. Jika obrolan direct conversation yang berhasil dibuat kemudian Anda mengajak Kompasianer lain selain Kompasianer yang sudah menjadi partisipan di obrolan, maka obrolan tersebut akan dikonversi menjadi group conversation.
  8. Kompasianer yang baru bergabung dalam obrolan hanya akan melihat pesan setelah tanggal Kompasianer bergabung.
  9. Jika Anda menghapus obrolan direct conversation atau group conversation, maka obrolan tersebut akan hilang dari list obrolan Anda tetapi tetap ada di list obrolan partisipan yang terlibat di dalamnya.
  10. Jika ada pesan baru yang masuk di obrolan yang sebelumnya Anda hapus, obrolan tersebut akan tampil kembali di list obrolan Anda tetapi Anda tidak akan melihat pesan-pesan sebelumnya.
  11. Jika Anda menghapus pesan dalam sebuah obrolan, maka pesan tersebut akan hilang dari obrolan Anda tetapi partisipan lain yang terlibat masih bisa melihat pesan tersebut.
  12. Setiap Anda mengirim pesan baru dalam sebuah obrolan, maka partisipan lain akan mendapatkan pemberitahuan melalui e-mail.
  13. Anda bisa menyisipkan tautan (link) dan menyusun paragraf di setiap pesan yang akan Anda kirim.
Itulah sekelumit aturan fitur Obrolan di Kompasiana. Semoga fitur ini memberikan manfaat buat sahabat Kompasianer semuanya dalam menjalin komunikasi antar sesama dan Sharing and Connecting akan semakin terasa.
Selamat mencoba dan menikmati....
* Fitur ini masih dalam tahap BETA dan kami terus memonitor performance-nya.

kaskus ; hidup di era digital

Di era digital seperti sekarang ini "prime time" sedikit demi sedikit berubah menjadi "my time". Orang dengan mudah nya menikmati siaran favorit nya kapan saja dimana saja melalui youtube, sedangkan kebiasaan orang memperhatikan headline surat kabar berubah menjadi memperhatikan trending topic di twitter atau hot thread di kaskus.

 

Dulu ketika kecil saya selalu duduk manis di hari minggu untuk melihat film kartun di tv, namun anak-anak sekarang bisa menikmatinya film kartun kapan saja melalui youtube di telepon pintar. Ketika dulu juga saya selalu melihat tetangga saya membeli koran untuk melihat topik terhangat, namun sekarang anak tetangga saya lebih suka menggunakan twitter dalam mencari informasi, mengetahui kondisi kota Bandung melalui twitter. Melalui akun @infobdg atau melalui akun @infobandung. Kejadian di sekitar bisa diketahui detik itu juga.

 

Sebagai orang yang berkecimpung di dunia media dan pernah mengenyam pendidikan ilmi komunikasi.Kits tidak dapat menyangkal perubahan ini, jangan sampai dengan menyangkal dan menutup mata, malah kita yang harus diubah oleh keadaan, lebih baik kita segera berubah dan bertahan dengan menyesuaikan terhadap keadaan. Bukankah dinosaurus juga punah karena tidak bisa beradaptasi dengan keadaan?

 

Bukan hanya dalam menikmati konten konten informasi&komunikasi saja namun dalam Transfer bank, menggunakan ojek, beli barang seperti seperti tas sepatu bisa dilakukan melalui aplikasi yang kita tanam di dalam ponsel pintar kita. Semuanya sudah serba online. Lebih murah, lebih praktis, lebih efisien.


Tayara Kaizen, Bandung Okt 15